Senin, 20 Juli 2009

Dari Studi Kerja Manusia ke Optimasi Sistem Industri

Oleh : Sritomo W. Soebroto ITS

Sejak kapankah disiplin dan/atau profesi Teknik Industri (IndustrialEngineering) lahir dan dikenal orang? Sebagai sebuah disiplin kecabangan dari ilmu keteknikan/teknologi secara formal orangmengenalinya sekitar pertengahan tahun 1900-an, setelah sebelumnya orang mengenal terlebih dahulu beberapa disiplin seperti Teknik Sipil,Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Kimia dan berbagai macam derivasidisiplin-disiplin tersebut. Namun, agak berbeda dengan disiplinketeknikan yang lain, orang seringkali menjumpai berbagai kesulitandidalam mencoba mendefinisikan secara konkrit mengenai karakteristik, ciri spesifik, maupun ruang lingkup yang berkaitan dengan fungsi maupun peran disiplin teknik industri ini didalam menjawab tantangandan persoalan di dunia industri. Disiplin teknik industri seringdianggap tidak tepat untuk dimasukkan didalam ranah habitat“engineering” yang begitu mengunggulkan kemampuan dan kompetensi merancang --- bisa berupa rancangan produk ataupun rancangan proses--- dengan berlandaskan analisa pendekatan kuantitatif dan serbaeksak. Disisi lain problematika industri yang dijumpai seringkali jugalebih cenderung begitu kompleks, gampang berubah, penuh unsur ketidak-pastian, abstraktif dan sulit diramalkan dengan pendekatan obyektif;sehingga memerlukan penyelesaian yang lebih bersifat sistemik, holistik, dan komprehensif-integral.Sebagai disiplin ilmu keteknikan yang tergolong “baru”, profesi teknikindustri lahir sejak ada persoalan produksi, sejak manusia harus mewujudkan sesuatu untuk memenuhi keperluan hidupnya, dan sejakmanusia ada. elahiran profesi teknik industri memiliki akar kuat dariproses revolusi industri yang membawa perubahan-perubahan didalambanyak hal. Perubahan lain yang pantas untuk dicatat sebagai tonggak(milestone) kelahiran profesi teknik industri adalah diterapkannya rekayasa tentang tata-cara kerja (methods engineering) dan pengukurankerja (work measurement) yang bertujuan untuk meningkatkanproduktivitas dan kualitas kerja. Langkah-langkah strategis yangdikerjakan oleh Taylor, Gilbreths, Fayol, Gantt, Shewart, Granjean, Barnes, Mundel, Kroemer, Sanders dan sebagainya yang telah menghasilkan paradigma-paradigma baru dalam berbagai penelitian kerjadengan fokus pada manusia sebagai penentu tercapainya produktivitasdan kualitas kerja (quality of work life) yang lebih baik lagi.Sebenarnya apa-apa yang telah dilakukan oleh Taylor, dkk itu bukanlahsesuatu yang berdiri sendiri dan terlepas dari apa-apa yang telah dikerjakan oleh oleh para pioneer teknik industri sebelumnya. Bilaistilah produksi maupun industri akan dipakai sebagai kata kunci yangmelatar-belakangi lahirnya profesi teknik industri; maka setidak-tidaknya dalam hal ini Adam Smith (The Wealth of Nations, 1776) dan Charles Babbage (On Economy of Machinery and Manufacturers, 1832)t telah mengemukakan konsep peningkatan produktivitas melalui efisiensi penggunaan tenaga kerja dan pembagian kerja berdasarkan spesialisasi/keahlian. Fokus persoalan mengenai apa yang diteliti, dikaji dandirekomendasikan oleh Smith maupun Babbage ini tampaknya memberikanmotivasi kuat bagi Frederick W.Taylor (The Principles of Scientific Management, 1905) untuk menempatkan “engineer as economist” didalam perancangan sistem produksi di industri, dimana konsep yang dikembangkan berkisar ada dua tema pokok, yaitu (a) telaah mengenai “interfaces” manusia dan mesin dalam sebuah sistem kerja, dan (b) analisa sistem produksi untuk memperbaiki serta meningkatkan performans kerja yang ada. Pendekatan ergonomi dalam perancanganteknologi di industri telah menempatkan rancangan produk dan sistemkerja yang awalnya serba rasional-mekanistik menjadi tampak lebihmanusiawi. Disini faktor yang terkait dengan fisik (faal/fisiologi) maupun perilaku (psikologi) manusia baik secara individu pada saat berinteraksi dengan mesin dalam sebuah rancangan sistim manusia-mesindan lingkungan kerja fisik akan dijadikan pertimbangan utama.Teknik industri yang awal mulanya muncul sebagai sebuah disiplin yangfokus pada studi dan perancangan kerja; belakangan berkembang menjadisebuah disiplin yang jauh berbeda secara signifikan dalam hal fokus maupun area luasan lingkup kajiannya. Telah terjadi penurunanintensitas untuk melakukan studi tentang kerja khususnya yang terjadidi lantai produksi (shopfloor) dan bergeser ke aras makro yang terkaitdengan area sosial-ekonomi industri. Kondisi tersebut membawa disiplinteknik industri menjadi tidak lagi memiliki kemampuan untukmengorganisasikan kerja dan merancang sistem kerja modern. Dalam perjalanan paruh abad 20, disiplin teknik industri dipahami sebagaisebuah filosofi manajemen dan pengembangan teknik-teknik untukmemperbaiki sistem produksi/industri dengan cara meningkatkan efisiensi kerja. Selain mengembangkan metode untuk melakukan tudigerak dan waktu (motion and time study) --- dimana studi ini dikena luas sebagai awal muncul dan berkembangnya disiplin teknik industri --- para pioner juga mengorganisasikan/ melakukan aktivitas procurement, serta pengendalian kualitas, inventori dan perancangan sistem akuntansi. Mereka juga merancang ulang mesin perkakas (machinetools) untuk menambah ketelitian dan efisiensi kerja mesin. Selain itu juga melakukan eksperimen dengan pemberian bonus kerja (incentiveplans) yang dipercaya akan bisa meningkatkan motivasi dan menghasilkan upah yang layak dari pekerja. Sebagian besar aktivitas yang dikerjakan oleh seorang insinyur teknikindustri di awal kemunculannya terpusat pada persoalan-persoalan yang dijumpai di pabrik dan tugas-tugas administrasi/manajemen yang umumnya dilaksanakan secara manual, repetitif dengan output berupa benda fisik. Selanjutnya setelah perang dunia kedua (1950-an), disiplin teknik industri bergeser ke arah perkembangan ke problematik industri dalam skala besar (makro) dengan berbagai kajian yang mengarah kependekatan kuantitatif dan analitis dalam penyelesaian persoalan industri yang semakin abstraktif, komprehensif, penuh dengan ketidakpastian dan sulit diprediksi. Meskipun di awal pertumbuhannya masih fokus dengan penanganan problematika di lantai produksi (shop floor) dalam ranah mikro, namun kemudian mulai beranjak dengan pengembangan berbagai model, tools dan metode pengelolaan (manajemen) proses produksi dan mata rantai distribusi. Selanjutnya juga mulai dikembangkan berbagai model maupun pendekatan matematika-optimasi (operation research) yang tidak hanya diaplikasikan untuk menyelesaikan problematika produksi di industri, transportasi, service/jasa dan aktivitas operasional lainnya. Disiplin teknik industri terus berkembang dengan berbagai metode dan cara pendekatan dalam ranah analisa serta proses pengambilan keputusan dengan memasukan factor resiko yang sering dihadapi dalam dunia industri, bisnis danmanajemen. Disiplin teknik industri mulai membuka pemahaman dan paradigma barudalam studi mengenai rekayasa/keinsinyuran (engineering) yang tidak lagi melihat industri dalam aspek teknis (controls, displays, dan human-machine systems), tetapi juga berbagai persoalan non-teknis seperti costs analysis, environmental, management, social-engineering, dan lain-lain. Proses pengambilan keputusan didalam menyelesaikan persoalan di industri yang berskala besar tidak lagi bisa dilakukan secara parsial, sepotong-potong, dan linier; akan tetapi haruslah dilakukan dengan pola pikir dan tindak lateral dengan segala macam pertimbangan yang multi-dimensional, kualitatif dan terkadang memerlukan kepekaan intuitif. Problematika industri tidaklah semata ditentukan oleh sub-sistem materi (material sub-system) yang serba eksak, melainkan juga dipengaruhi lebih banyak lagi oleh sub-sistem manusia (human sub-system) dengan perilaku yang lebih sulit untuk diduga. Problematika industri selain akan tergantung pada factor produksi pasif (bahan baku, mesin, gedung, ataupun fasilitas produksilainnya), juga akan banyak dipengaruhi oleh faktor produksi aktif yaitu manusia (baik sebagai individu maupun kelompok kerja) dengan segala macam perilakunya.Selama perang dunia kedua berlangsung, tentara sekutu (Inggris dan Amerika) mempekerjakan sebuah tim yang terdiri dari para pakar matematika, fisika dan statistik untuk mengembangkan berbagai metoda pendekatan untuk menyelesaikan problematika logistik dan jaringan distribusinya (Bailey and Barley, 2004). Bekerja dengan menggunakan rancangan awal komputer, tim “operation research” ini sukses menyelesaikan problematika logistik, distribusi maupun transportasi yang dihadapi operasi militer sekutu pada saat yang relatif sama harus menghadapi berbagai front medan pertempuran yang tersebar dengan mengalokasikan secara optimal sumber-sumber daya yang terbatas. Operation riset (OR) secara cepat berkembang sebagai sebuah tool yangefektif bisa diaplikasikan untuk berbagai problematika yang kompleks yang umum dijumpai bukan hanya di operasi militer, namun juga di industri. Sekitar pertengahan tahun 1960-an queuing theory, decision analysis, network analysis, simulation techniques dan linear/dynamic programming dikembangkan dan diaplikasikan di berbagai industri besar. Begitu juga OR, seperti halnya dengan industrial statistics ---sebagai applied mathematics --- diperkenalkan dan masuk ke dalam kurikulum wajib teknik industri sebagai dasar optimasi menyelesaikan problematika industri yang semakin besar skala produksinya serta semakin kompleks pengorganisasian/pengelolaannya.

Disiplin teknik industri telah mengembangkan dan mengaplikasikan berbagai model matematis sebagai dasar analisa dan pendekatan kuantitatif dalam penyelesaian persoalan teknis maupun manajemen produksi/industri dalam skala makro. Hal tersebut tidak jauh berbeda halnya saat para pioner teknik industri (Taylor, Gilbreths, dll) melakukan studi kerja manusia (ergonomics, scientific management) untuk meningkatkan produktivitas di lantai produksi dalam skala mikro.Seperti ergonomi, pendekatan matematis (OR) yang dilakukan oleh insinyur TI akan memberikan “scientific legitimacy” untuk optimasi dan pengambilan keputusan dalam organisasi maupun sistem produksi/industri yang semakin rumit dan kompleks permasalahan yang dihadapi.

Tidak ada komentar:

Iklan 2